Saya segera membuka data yang diminta itu pada komputer. Bisnis Tiket Pesawat Online Ceklek.., wuss.., data itu segera muncul. Saya katakan bahwa pasang tertinggi tadi jam 7 pagi, pada ketinggian 3.1. Jam 19.00 akan jadi pasang tertinggi yang kedua pada angka 2.9. Setelah pembicaraan via ponsel tadi, saya jadi ingat pada rencana kedatangan Lct. Levina yang mengangkut mobil crane. Untuk menurunkan mobil dari kapal keatas dermaga memang diperlukan ketinggian air laut yang sesuai. Dimana posisi ramdoor dari kapal bisa ditempatkan mendatar dan aman untuk dilalui mobil tersebut. Berhubung permukaan air laut selalu berubah setiap jamnya, maka pendaratan seperti itu tidak dapat dilakukan setiap saat. Saya bisa menyebutkan ketinggian permukaan air laut sesuai jamnya seperti pembicaraan via ponsel tadi karena saya membaca jadwal pasang-surut air laut. Bisnis Tiket Pesawat Online Nama lain dari jadwal seperti itu adalah Tide Table atau Tabel Pasang-Surut. Tabel ini diterbitkan secara teratur setiap tahun dalam bentuk buku oleh dinas oceanografi TNI AL. Pada buku ini dimuat tabel pasang-surut permukaan air laut di seluruh Indonesia. Dengan adanya tabel seperti itu makin memudahkan pekerjaan di bidang maritim seperti yang biasa kami lakukan. Dengan mengetahui status pasang atau surut, kami bisa segera mengetahui arah dan kecepatan arus laut. Disamping itu, kami juga bisa segera mengetahui tingkat kejernihan air laut untuk memudahkan kegiatan operasi penyelaman misalnya. Pokoknya tabel itu berguna banget deh. Tampilan halaman buku Tide Table ini mirip seperti tabel pada buku logaritma. Tapi kolom dan barisnya lebih banyak. Pada kepala kolom mewakili jam, sedangkan kepala baris mewakili tanggal. Setiap tabel terdiri dari 25 kolom dan jumlah baris tergantung dengan banyaknya tanggal. Satu tabel untuk satu bulan. Biasanya yang dijadikan patokan untuk pembuatan Tabel ini adalah di perairan yang berupa selat. Sebab di perairan seperti itu permukaan air luat sering berubah ketinggiannya dengan cepat. Untuk kami yang berada di Pulau Bunyu menggunakan Selat Lingkas sebagai acuan. Selat ini berada diantara Pulau Bunyu dan Pulau Tarakan. Sedangkan titik 0 (nol) merupakan titik terendah saat air laut sedang dalam keadaan surut yang pernah dialami oleh suatu kawasan perairan yang dijadikan patokan dalam tabel. Satuan yang digunakan adalah meter. Jadi, kalau tadi saya menyebutkan air 3.1, berarti ketinggian permukaan air laut saat itu adalah 3,1 meter dari titik terendah (0). Itu termasuk pasang besar. Untuk info tambahan, buku Tide Table ini diterbitkan satu paket dengan buku Tabel Arah / Kecepatan Arus Laut dan buku Almanak Nautika. Hari sudah menjelang senja saat saya dan pak Muchtar memasuki halaman depan rumah makan miliknya mbak Sri. Pesanan beberapa bungkus nasi lalap akan ambil di rumah makan itu. Saya segera masuk dan menanyakan kesiapannya. Ternyata masih dalam proses pembungkusan. Sambil menunggu, saya ngobrol dengan pak Muchtar di halaman depan. Teman kerja saya itu bercerita tentang menantunya yang bekerja sebagai rigman di lapangan migas Sembakung.
7 tahun yang lalu